Nama : Winnie Adisty
Kelas : 3EB02
NPM : 28212243
Penalaran adalah suatu proses berpikir yang menghubungkan
data atau fakta yang ada sehingga memperoleh suatu simpulan. Fakta atau data
yang akan digunakan dalam penalaran itu boleh benar atau salah.
Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi
– proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Ada dua
jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif :
1.
Metode induktif
Paragraf
Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan
permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh
fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf
Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut
yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab. Contoh paragraf Induktif:
Pada saat
ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti brigdens, shafel muter, salsa (dan Kripton), free dance dan lain sebagainya.
Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun
reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan
beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak
disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar
perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional. Contoh generalisasi:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada
udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan
hidup. (kesimpulan)
2.
Metode deduktif
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Contoh:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
sosial.
Banjir Landa Sejumlah Kawasan di Jakarta Selatan
Banjir melanda sejumlah kawasan pemukiman di Jakarta Selatan, Minggu (27/7/2014), akibat meluapnya Kali Krukut setelah hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Sabtu (26/7/2014) malam.
Menurut pantauan Antara, sejumlah kawasan permukiman yang terendam banjir di Jakarta Selatan antara lain Jalan Kemang Raya, Kelurahan Pela, Bangka hingga Kampung Sawah.
Di kawasan permukiman warga di Kecamatan Pela Mampang bahkan banjir mencapai setinggi 20 cm hingga 70 cm.
"Banjir ini sejak kemarin jam 20.00 WIB hingga saat ini belum surut. Tingginya hingga sepinggang orang dewasa," kata Ridwan, warga yang bermukim di kawasan Bangka.
Akses menuju ke permukiman warga di kawasan itu terganggu, sejumlah warga terpaksa mendorong motornya yang mogok karena berusaha menerobos banjir yang melanda kawasan itu.
Hingga Minggu siang banjir masih terlihat menggenangi kawasan tersebut sekali pun tampak mulai surut.
"Sejak semalam kawasan itu telah banjir, dan siang ini mulai surut," kata salah seorang petugas dari Polisi Sektor (Polsek) Kemang seraya mengatur arus lalu lintas di sepanjang Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan.
Menurut warga setempat, Indah, pemukiman di kawasan yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla di Kebayoran Baru itu merupakan kawasan yang sering dilanda banjir.
"Kalau sudah hujan deras pasti rumah saya ikut banjir," ujarnya.
Ia menjelaskan, banjir itu selain disebabkan oleh meluapnya Kali Krukut juga karena kiriman air dari Bogor, Jawa Barat.
"Kami warga di sini berharap mendapat perhatian dari pemerintah, dan banjir ini segera surut agar besok kami nyaman merayakan Lebaran," ujarnya.
Banjir Landa Sejumlah Kawasan di Jakarta Selatan
Banjir melanda sejumlah kawasan pemukiman di Jakarta Selatan, Minggu (27/7/2014), akibat meluapnya Kali Krukut setelah hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Sabtu (26/7/2014) malam.
Menurut pantauan Antara, sejumlah kawasan permukiman yang terendam banjir di Jakarta Selatan antara lain Jalan Kemang Raya, Kelurahan Pela, Bangka hingga Kampung Sawah.
Di kawasan permukiman warga di Kecamatan Pela Mampang bahkan banjir mencapai setinggi 20 cm hingga 70 cm.
"Banjir ini sejak kemarin jam 20.00 WIB hingga saat ini belum surut. Tingginya hingga sepinggang orang dewasa," kata Ridwan, warga yang bermukim di kawasan Bangka.
Akses menuju ke permukiman warga di kawasan itu terganggu, sejumlah warga terpaksa mendorong motornya yang mogok karena berusaha menerobos banjir yang melanda kawasan itu.
Hingga Minggu siang banjir masih terlihat menggenangi kawasan tersebut sekali pun tampak mulai surut.
"Sejak semalam kawasan itu telah banjir, dan siang ini mulai surut," kata salah seorang petugas dari Polisi Sektor (Polsek) Kemang seraya mengatur arus lalu lintas di sepanjang Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan.
Menurut warga setempat, Indah, pemukiman di kawasan yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla di Kebayoran Baru itu merupakan kawasan yang sering dilanda banjir.
"Kalau sudah hujan deras pasti rumah saya ikut banjir," ujarnya.
Ia menjelaskan, banjir itu selain disebabkan oleh meluapnya Kali Krukut juga karena kiriman air dari Bogor, Jawa Barat.
"Kami warga di sini berharap mendapat perhatian dari pemerintah, dan banjir ini segera surut agar besok kami nyaman merayakan Lebaran," ujarnya.
Menurut penalaran saya tentang banjir di Jakarta :
Secara
umum banjir disebabkan tingginya curah hujan dan meluapnya air sungai yang
kemudian membanjiri daerah-daerah di pinggir sungai. Sungai yang harusnya
menampung air pada saat pasang, umumnya tertutup oleh rumah-rumah resmi ataupun
liar pinggir sungai dan sampah-sampah. Banjir tentu saja memberi dampak yang
luas kepada berbagai sektor baik bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Sumber :
id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/07/27/16172021/Banjir.Landa.Sejumlah.Kawasan.di.Jakarta.Selatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar